Tak Utang Tapi Pembangunan Infrastruktur Lambat, Darmin: Pilih Mana?
Jakarta -
Saat ini utang pemerintah telah mencapai Rp 4.000 triliun. Hal tersebut
dilakukan guna menggenjot pembangunan infrastruktur.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, keputusan utang tersebut dilakukan guna mengejar pembangunan infrastruktur yang dianggap tertinggal dari negara lain. Di sisi lain, Indonesia saat ini tidak memiliki tabungan yang cukup untuk membiayai semua pembanunan tersebut.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, keputusan utang tersebut dilakukan guna mengejar pembangunan infrastruktur yang dianggap tertinggal dari negara lain. Di sisi lain, Indonesia saat ini tidak memiliki tabungan yang cukup untuk membiayai semua pembanunan tersebut.
Ia memaparkan pembangunan infrastruktur dapat berdampak
positif bagi pertumbuhan ekonomi. Misalnya dengan membangun pelabuhan hingga
bendungan.
"Sebenarnya pilihannya bisa saja pemerintah tidak menambah utang tapi infrastrukturnya diperlambat. Mau pilih yang mana?" kata Darmin.
"Bikin infrastruktur itu kan untuk menghidupkan ekonomi masyarakat. Pelabuhan dan jalan kereta api, bendungan, macem-macem. Kalau itu dibangun itu akan menghidupkan ekonomi," sambung dia.
Namun, ia mengakui pembangunan infrastruktur saat ini membutuhkan waktu. Sehingga hasil yang didapat tidak akan segera diperoleh.
"Sebenarnya pilihannya bisa saja pemerintah tidak menambah utang tapi infrastrukturnya diperlambat. Mau pilih yang mana?" kata Darmin.
"Bikin infrastruktur itu kan untuk menghidupkan ekonomi masyarakat. Pelabuhan dan jalan kereta api, bendungan, macem-macem. Kalau itu dibangun itu akan menghidupkan ekonomi," sambung dia.
Namun, ia mengakui pembangunan infrastruktur saat ini membutuhkan waktu. Sehingga hasil yang didapat tidak akan segera diperoleh.
Oleh karena itu persoalan utang tersebut merupakan pilihan
dan bukan paksaan. Sebab antara memilih mengurangi hutang atau mengurangi
pembangunan infrastruktur.
Pendapat Saya :
Menurut
saya, pilihan ini adalah tepat. Walaupun banyak pro dan kontra nya. Tetapi utang
untuk membangun infrastruktur menurut saya itu adalah hal yg baik-baik saja
asal utang itu jelas untuk apa. Yang kita ketahui infrastuktur seperti
pembangunan jalan tol, bendungan, pelabuhan, dan lain-lain itu ada nilai
investasinya. Dan semua itu akan kita
rasakan nanti, bukan sekarang. Jadi sabar lah untuk menikmati buah ituu.
Infrastruktur ini pun akan
menghidupkan dan menggerakan ekonomi Indonesia ken arah yg lebih baik. Pertama agar
mampu menciptakan pemerataan dan menurunkan tingkat kemiskinan sekaligus
sebagai upaya keluar dari perangkap negara berpendapatan menengah. Kedua agar
mobilitas orang dan mobilitas barang lebih cepat dan harga bahan pokok menjadi
semakin murah di berbagai kawasan di Indonesia.ketiga sebagai penggerak roda
perekonomian, dalam jangka waktu panjang dan berkelanjutan, infrastruktur yang
memadai akan ikut mendongkrak daya saing Indonesia dengan negara lain.
Kesimpulannya adalah
saya sangat setuju dengan apa yg dilakukan Bapak Presiden Jokowi, bahwa
melakukan hutang untuk infrastruktu yang manfaatnya sangat besar nantinya. Kita
harus melakukan ini untuk tidak ada lagi kesenjangan antara di pulau jawa dan
di pulau teluar atau terpencil. Tidak ada ketimpangan harga lagi, lalu
mengurangi kemiskinan, menambah pekerjaan, dll. Terakhir adalah hutang kita
memang makin banyak tapi jika kita bandingkan dengan PDB pada bulan januari
2018 rasio hutang Bpk. Jokowo adalah 29%. Dan itu masih terbilang aman untuk
hutang dengan 4000 T dan PDB 13.600.000 T