Thursday 19 April 2018

Tanggapan untuk Artikel Mengenai Hutang Negara



Tak Utang Tapi Pembangunan Infrastruktur Lambat, Darmin: Pilih Mana?


Jakarta - Saat ini utang pemerintah telah mencapai Rp 4.000 triliun. Hal tersebut dilakukan guna menggenjot pembangunan infrastruktur.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, keputusan utang tersebut dilakukan guna mengejar pembangunan infrastruktur yang dianggap tertinggal dari negara lain. Di sisi lain, Indonesia saat ini tidak memiliki tabungan yang cukup untuk membiayai semua pembanunan tersebut.
Ia memaparkan pembangunan infrastruktur dapat berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi. Misalnya dengan membangun pelabuhan hingga bendungan.

"Sebenarnya pilihannya bisa saja pemerintah tidak menambah utang tapi infrastrukturnya diperlambat. Mau pilih yang mana?" kata Darmin.

"Bikin infrastruktur itu kan untuk menghidupkan ekonomi masyarakat. Pelabuhan dan jalan kereta api, bendungan, macem-macem. Kalau itu dibangun itu akan menghidupkan ekonomi," sambung dia.

Namun, ia mengakui pembangunan infrastruktur saat ini membutuhkan waktu. Sehingga hasil yang didapat tidak akan segera diperoleh.
Oleh karena itu persoalan utang tersebut merupakan pilihan dan bukan paksaan. Sebab antara memilih mengurangi hutang atau mengurangi pembangunan infrastruktur.


Tak Utang Tapi Pembangunan Infrastruktur Lambat, Darmin: Pilih Mana?



Pendapat Saya :
                Menurut saya, pilihan ini adalah tepat. Walaupun banyak pro dan kontra nya. Tetapi utang untuk membangun infrastruktur menurut saya itu adalah hal yg baik-baik saja asal utang itu jelas untuk apa. Yang kita ketahui infrastuktur seperti pembangunan jalan tol, bendungan, pelabuhan, dan lain-lain itu ada nilai investasinya.  Dan semua itu akan kita rasakan nanti, bukan sekarang. Jadi sabar lah untuk menikmati buah ituu. 

Infrastruktur ini pun akan menghidupkan dan menggerakan ekonomi Indonesia ken arah yg lebih baik. Pertama agar mampu menciptakan pemerataan dan menurunkan tingkat kemiskinan sekaligus sebagai upaya keluar dari perangkap negara berpendapatan menengah. Kedua agar mobilitas orang dan mobilitas barang lebih cepat dan harga bahan pokok menjadi semakin murah di berbagai kawasan di Indonesia.ketiga sebagai penggerak roda perekonomian, dalam jangka waktu panjang dan berkelanjutan, infrastruktur yang memadai akan ikut mendongkrak daya saing Indonesia dengan negara lain.

                Kesimpulannya adalah saya sangat setuju dengan apa yg dilakukan Bapak Presiden Jokowi, bahwa melakukan hutang untuk infrastruktu yang manfaatnya sangat besar nantinya. Kita harus melakukan ini untuk tidak ada lagi kesenjangan antara di pulau jawa dan di pulau teluar atau terpencil. Tidak ada ketimpangan harga lagi, lalu mengurangi kemiskinan, menambah pekerjaan, dll. Terakhir adalah hutang kita memang makin banyak tapi jika kita bandingkan dengan PDB pada bulan januari 2018 rasio hutang Bpk. Jokowo adalah 29%. Dan itu masih terbilang aman untuk hutang dengan 4000 T dan PDB 13.600.000 T